Profil

Sabtu, 18 Januari 2014

Punggung

Seperti daun yang lerai dari ranting, aku melihat punggungmu. Menjauh... Terasa jauh...

Dulu aku merindukanmu diam-diam, mencintaimu dengan separuh mimpi separuh kenyataan. Cinta membuatku tak bisa membedakan mimpi dan yang pasti. Aku hanya mencintaimu, dalam mimpi atau kenyataan sekali pun. Kamu selalu berhasil memonopoli setiap jengkal otakku, hatiku, hidupku.

Sekarang pun aku tetap merindukanmu, selalu. Tapi terkadang aku ingin jadi sepertimu. Yang mencintai dengan sederhana. Yang merindu dengan secukupnya. Sungguh, aku ingin jadi sepertimu yang bisa menyelesaikan makanmu lebih dulu sebelum membalas pesanku. Atau mengerjakan sesuatu yang kamu inginkan lebih dulu sebelum mengabariku. Sungguh sayang, aku ingin bisa seperti itu.

Tapi perasaan membuatku menjadi berlebihan, menjadi terlalu mencintai. Terlalu menyayangi. Dan kemudian aku menjadi terlalu takut untuk kehilanganmu.

Seharusnya aku dapat mencintaimu dengan sederhana. Supaya kamu menyadari bahwa cintaku benar-benar berharga. Bagaimana pun, aku juga ingin merasa seperti sesuatu yang ditunggu, sesuatu yang dinantikan.

Aku tahu, terkadang aku bisa menjadi sangat menjengkelkan. Aku minta maaf atas semua cara yang salah. Aku merindukanmu...


Meditria, 2014. Sesak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar