Profil

Jumat, 31 Januari 2014

Mokona

mokona... hei mokona !!

kamu tau diriku? iya, sakura desu. tentu kamu tau ya hahahaha -__-
nah mokona, aku tau kamu makhluk yang paling lucu yang pernah ada *nyeh* dan aku tau kamu adalah penolong di antara aku, syaoran, fai, juga kurogane. kau bisa menerjemahkan bahasa kami sehingga kami dapat berkomunikasi. yakan?

dan mokona, heii mokona :') perasaan takut yang berakar di sini, di dada ini. bisakah kau terjemahkan untukku? hahaha -,-"

Kamis, 23 Januari 2014

dandelion 2

biar kuceritakan sesuatu. hm... aku mau bicara tentang bunga. yea, bunga lagi.

yah, sebenarnya aku hanya sedang buntu. aku merindukan banyak hal, juga semangat-semangatku. mereka sedang hilang akhir akhir ini. namaku sakura, ya sakura. tapi... tidak tampak seperti sakura. sakura itu warnanya merah muda, cantik, langka, jarang ada. kehadirannya dinantikan siapa pun, indah. dirindukan setiap tahunnya... dipuja banyak orang, teduh, rindang, ceria, semangat. kyah...

mawar? bunga mawar juga bagus. tapi terlalu angkuh, terlalu ingin menonjol di antara yang lain, terlalu merah saat jadi merah. terlalu kuning saat jadi kuning. terlalu putih saat jadi putih. mungkin terkadang aku bisa menjadi bunga mawar. tapi tidak, mawar terlalu megah, terlalu berambisi. aku tidak punya prinsip sekuat mawar, atau keteguhan dan ketegaran yang luar biasa. tidak.

aku juga bukan melati. terlalu lembut dan anggun. kecil tapi wibawa, berkharisma. mengingatkanku pada seseorang. suka menolong, bersih, tanpa prasangka, mewangi. luar biasa sempurna. aku tidak punya hati sebersih itu, kadang aku berprasangka buruk. dan menjengkelkan, haha iya kan?

anggrek. bunga ini tumbuh di tempat tertentu. terlalu pemilih. terlalu hati-hati. tapi luar biasa cantik, kan? warna ungunya, warna kuningnya. bahkan saat berwarna hitam pun tetap luar biasa cantik. angrek... angrek... hm... bukan.

teratai. nah, ini bunga yang unik, kelopaknya seperti mahkota. seperti ratu. tumbuhnya hanya di air, meneduhkan ikan-ikan, menjaga, menaungi, melindungi dari sinar matahari yang terlalu terik. mungkin juga bijaksana. yaa, semacam itu. teratai mengingatkanku pada seseorang yang begitu dewasa. entah siapa, aku hanya tidak ingin menyebutkannya. aku bisa jadi teratai. aku mampu menjaga, bisa melindungi. tapi terkadang aku terlalu rapuh, sehingga justru aku yang dilindungi. terlalu payah, huh?

bunga matahari. ceria, semangat. tumbuh berkelompok, senang berteman, yah. tangkainya tinggi, seorang pengkhayal yang baik. aku sering menjadi bunga matahari, sibuk melamun, kemudian kembali ceria. bersemangat dan bahagia menjadi diri sendiri. tapi saat matahari hilang, dan hujan turun, kelopaknya kuyup. terkadang bunga matahari pun merunduk dalam-dalam. sebelum ceria lagi esok harinya. yah, siapa tahu? seseorang yang terlihat begitu ceria terkadang menyimpan kesedihan yang paling dalam di hatinya. nah! tapi bunga matahari tidak setinggi langit, ia punya batas. ia terbatas. terkadang aku tidak menyukai apa itu batas. tidak.

bebas. lepas. mencari sesuatu yang sebetulnya tidak pernah dipahami. ya kan? seperti bunga dandelion. tidak pernah ada dalam jambangan jambangan mahal. tumbuh di mana saja sesuai dengan keinginan hati. terbang saat tersentuh angin, mudah goyah, rapuh dan ringan. pergi jauh sampai ada tempat yang bisa ditumbuhi. tidak wangi, tidak berwarna warni, tidak banyak dipuji. bunga ini... cukup bahagia menjadi dirinya saja. aku ingin jadi seperti dandelion. ingin. berserah saat angin meniupnya, atau terkena badai sekali pun. kemudian kembali tanpa luka dan bekas lecet sehabis terkena badai, tidak. ia dapat menyesuaikan dalam angin apa pun. udara selalu bersahabat dengannya. kemudian saat dia hinggap pada tanah yang gersang, ia akan bersabar sampai hujan menyentuhnya, sehingga benihnya bisa tumbuh dan hidup, dan bahagia. saat bunga-bunga yang lain merasa paling segalanya dengan warna, wangi, dan kelopaknya yang indah, ia bahagia dengan bagaimana dirinya diciptakan. ia bisa bertahan dengan tumbuh di antara rumput-rumput liar, semak berduri, atau genangan yang berlebihan. ia senang bermain dengan anak-anak kecil yang meniupnya dengan gemas, bertahan dalam sengat matahari, setia saat cuaca dingin sekali pun. luar biasa bukan, bunga ini?


aku ingin bisa menjadi seperti ini. karena sesungguhnya dalam diri setiap dandelion itu, tumbuh semua bunga yang bermekaran, kan?

***

Rabu, 22 Januari 2014

dandelion

dandelion?

iya, bagus kan? baru sadar aku suka sama bunga ini wkwkwk. dandelion ngga wangi, taapi luar biasa cantik. gimana kalo wangi? hebat sekaliiiii mhihihi


brilian, katanya kita bisa bikin permintaan, dititipin ke bunga ini, terus diterbangkan angiiin. lucu yah, sejahat apa pun anginnya, dandelion tetep mencoba bersahabat, membiarkan angin menyentuh kelopak-kelopaknya yang ringan, kemudian terbang. terbaaaaaang memikul setiap permintaan, menuju sebebas-bebasnya alam *apasih* wkwkwk

nah, kamu punya permintaan apa? aku punya satu... dan rahasia :)

Senin, 20 Januari 2014

random

kenapa gambarnya ini? soalnya lagi musim ujan. hahaha yaudah sih karna judulnya juga random jadi terserah aja yaks. hhahah. udah lama ngga ceritaaa banyak banyak lebar lebar panjang panjang. biasanya ceritanya galau mulu atau terlalu retorika. eh, retorika apaan sih? -__-"

hari ini hamzah mulai magang dan minta dibangunin, jadinya aku mestinya bangun subuh dan nelpon, tapinya kesiangan jadi sasah. aku sms dan telpon ga diangkaat, aku sms yudha juga pending, akhirnya aku sms sisy minta nomernya dona buat nanyain hamzah -__-" *kayaknya judulnya nih mestinya frontal ya bukan random hahahaahahah* eh ternyata pending juga, terus baru inget kalo hamzah gapunya pulsa sms. yaudah, toh dia udah di jalan. hahahaha.

jam 9 baru bener bener bangkit, buka jendela, ujaaaaaaaan. jadinya mager, tidur lagi lima menit *wacana* hari ini mesti ke kampus ngambil surat keterangan ikut ujian susulan organik fisik, dan udah nyampe kampus ternyata belum jadi -____- akhirnya jalan-jalan di tengah ujan. sebenernya pengen banget ujan-ujanan tapi bawa laptop jadinya gimana dong yah -_-" pake payung warna ungu yang dibeliin sama papah tempo dulu, jadi payung kesayangan *lah iya kan cuma punya satu *apasih

sekarang di lsi. duduk di depan mbak-mbak yang cantik make up dan sangat ramah sekalee~ yakin banget itu angkatan 47 tapi gayanya luar biasa dewasa, beda banget yah sama seseorang *meh. duduk deket jendela besaaaar terus luar biasaaaaaaa, ternyata di luar terang sekali, ada matahari :'

akhir akhir ini bogor emang dingin banget kayak di kuningan. terus gimana di kuningan? harusnya udah pulang dari minggu kemarin tapi karna ada ujian susulan organik fisik yang yaa ampun jadi inget lagi kan suratnya belum jadi -__-, padahal semalem nungguin sms balesan dari dosen buat ikut ujian susulan, ditungguiiiin, dan ternyata smsnya emang ngga kekirim -__- baru deh tadi pagi sms lagi dan boleh ikut susulan kalo bawa surat. ujiannya jam 8, kalo sampe lupa lagi..... terkutuk diniiiiii jangan males makanya -___-

ih di luar terang dongs iiih *gerimis sih* pengen jalan-jalan ke mana gitu, ke gramedia mungkin, udah berbulan bulan ngga beli novel, tapi ngga ada uang juga -__-" jadi galau, galau muyu :3 hari ini rencananya di lsi sampe malem, belajar *mudah mudahan*. yah daripada membusuk di kamar sendiri, dingiiin udah gitu ntar jamuran -__-"

mbak-mbak cantiknya udah pergi dengan bilang "duluan yah" sambil pasang tampang yang *emang* cantik. hahah, terus jadi sendirian. eh nggak deng, langsung ada gantinya. mbak-mbak juga hahahaha *apasih *gapenting.

wangi pop miieee, wangi banget yaaaaa sampe jd laper lagi, tapi gaboleeh, semalem udah makan mie rasa soto. ngga sukaaa tapi abis dan ternyata rasanya enak enak aja hahahha -___-" duh mataharinya ilang lagi, lagi galau mungkin. eh kasian tau yang kena banjir, temenku banyak yang kena banjir. mbak-mbak di depanku cuma naro laptop terus ilang, percaya banget ya sama aku, alhamdulillaah :'

eh belajar diniiiiiiiiii !! -_____-"


Sabtu, 18 Januari 2014

Punggung

Seperti daun yang lerai dari ranting, aku melihat punggungmu. Menjauh... Terasa jauh...

Dulu aku merindukanmu diam-diam, mencintaimu dengan separuh mimpi separuh kenyataan. Cinta membuatku tak bisa membedakan mimpi dan yang pasti. Aku hanya mencintaimu, dalam mimpi atau kenyataan sekali pun. Kamu selalu berhasil memonopoli setiap jengkal otakku, hatiku, hidupku.

Sekarang pun aku tetap merindukanmu, selalu. Tapi terkadang aku ingin jadi sepertimu. Yang mencintai dengan sederhana. Yang merindu dengan secukupnya. Sungguh, aku ingin jadi sepertimu yang bisa menyelesaikan makanmu lebih dulu sebelum membalas pesanku. Atau mengerjakan sesuatu yang kamu inginkan lebih dulu sebelum mengabariku. Sungguh sayang, aku ingin bisa seperti itu.

Tapi perasaan membuatku menjadi berlebihan, menjadi terlalu mencintai. Terlalu menyayangi. Dan kemudian aku menjadi terlalu takut untuk kehilanganmu.

Seharusnya aku dapat mencintaimu dengan sederhana. Supaya kamu menyadari bahwa cintaku benar-benar berharga. Bagaimana pun, aku juga ingin merasa seperti sesuatu yang ditunggu, sesuatu yang dinantikan.

Aku tahu, terkadang aku bisa menjadi sangat menjengkelkan. Aku minta maaf atas semua cara yang salah. Aku merindukanmu...


Meditria, 2014. Sesak.

Minggu, 12 Januari 2014

Beban

Pada saat memberikan kuliah tentang manajemen stress, Stephen F. Covey mengangkat segelas air dan bertanya kepada para siswanya: “Seberapa berat menurut anda kira-kira segelas air ini?” Para siswa menjawab mulai dari 200 gr sampai 500 gr. “Ini bukanlah masalah berat absolutnya, tapi tergantung berapa lama anda memegangnya,” kata Covey.


“Jika saya memegangnya selama 1 menit, tidak ada masalah. Jika saya memegangnya selama 1 jam, lengan kanan saya akan sakit. Dan jika saya memegangnya selama 1 hari penuh, mungkin anda harus memanggilkan ambulans untuk saya. Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya, maka bebannya akan semakin berat.”

“Jika kita membawa beban kita terus menerus, lambat laun kita tidak akan mampu membawanya lagi. Beban itu akan meningkat beratnya,” lanjut Covey. “Apa yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi. Kita harus meninggalkan beban kita secara periodic, agar kita dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi. Jadi sebelum pulang ke rumah dari pekerjaan sore ini, tinggalkan beban tersebut.”

“Bukan beban berat yang membuat kita stress, tetapi lamanya kita memikul beban tersebut.”

sumber: demagogi21@wordpress.com

Sabtu, 11 Januari 2014

Paving Blok 4

meja yang berbeda,

pada akhirnya. tapi dari sini aku tidak dapat melihat paving blok.

sesuatu berjatuhan dari langit, saat ini. bukan hujan, hanya bebatuan yang dilemparkan dari atap gedung ini, juga dari lantai atas. mungkin sedang ada pembersihan, tukang bangunan semakin sibuk akhir-akhir ini.

baiklah, hari ini sangat cerah. mungkin Tuhan sedang mendengar doa para tukang Laundry, juga tukang bangunan ini. entahlah, tapi sepertinya hanya aku yang benar-benar memperhatikan gumpalan-gumpalan tanah itu berjatuhan, menghantam rumput-rumput dan pohonan kecil.

dari sini aku bisa lihat lebih banyak anthurium. yah, sebenarnya aku tidak begitu menyukainya, aku lebih suka pada teratai dan sakura. sayangnya di sini tidak ada teratai, apalagi sakura.

saat ini aku sendirian, tidak menemukan siapa pun. tidak juga ditemukan. tak apa, saat ini biarlah aku merasakan sendirian, sampai benar-benar merasakan kerinduan.

aku bermimpi buruk akhir-akhir ini. tentang keluargaku, dan saat terbangun kusadari bahwa kenyataan tidak jauh berbeda. tadi malam aku bermimpi kabur dari rumah. muak atas segalanya, benci pada semuanya. dan terasa sangat menyenangkan, kabur dari rumah. aku tahu itu hanya perasaanku di alam mimpi. tapi aku menikmatinya.

aku tidak pernah benar-benar merindukan rumah. tidak ada yang benar-benar mengejarku, selain doa-doa yang bertahan sampai habis terkikis. pulang ke rumah karena tidak ada lagi yang bisa kulakukan di sini, bukan karena banyak yang harus aku lakukan di sana.

dan yah, baru kusadari bahwa selama aku berada di sini, aku sedang kabur dari rumah.

meditria, 2014. terserah aku kan mau nulis apa aja?


Lanskap Dalam

kucoba menuliskan sesuatu
dan berdoa untukmu
agar kamu dapat memaafkanku
dari tempat yang jauh

di kepalaku, barisan lagu-lagu
yang akan mengikat diriku erat
dengan bayanganmu

kutatap lanskap di luar jendela;
memanggil-manggil nafasmu
yang begitu kukenal, tapi tak lagi
menyentuh hidungku

kesedihan musim hujan bertambah
ketika ketel di dapur tak dapat
mendengingkan uap, dan bocah lelakiku
terpejam dalam kamar;
menghisap dua jari tangannya

kucoba mengkhayalkan
pipimu yang hangat
untuk menghapuskan
derita dosa-dosa di bibirku

―bibirmu yang kupuja
masihkah manis dan lembab
malam ini?

di dalamnya, aku tahu
adalah kata-kata
adalah pusat air mataku

tetapi tetap kurindukan kamu
bagai perjalanan mencekam
sebuah kereta dari kota ke kota
yang tak pernah dapat kuhentikan

kucoba menuliskan sesuatu
dan berdoa untukmu
agar kamu dapat memaafkan
cintamu kepadaku

tapi semua bahasa
dan keyakinan
lari dari kesunyianku

―mengapa kepala berada di atas jantung;
hingga dadaku yang ringkih
tak dapat mendebarkan telingamu
tanpa merendahkan wajahmu?

malam ini
kelaparan merusakkan hatiku
kemiskinan hati
memerihkan lambungku

tak ada orang lain di luar diriku
kecuali orang-orang yang kucintai
kecuali orang-orang yang menjauh
dari diriku

Dina Oktaviani, 2007.

Rabu, 08 Januari 2014

;")

asdfgjkl
sdfghjkl
zxcvbn
xcvbnm
sdfghjkl
asdfgjkl

...

kalo aja ada musim gugur...
kalo aja ada musim gugur...
kalo aja ada musim gugur...

tapi masih ada musim hujan...
tapi masih ada musim hujan...
tapi masih ada musim hujan...

sendirian...
sendirian...
sendirian...

Senin, 06 Januari 2014

perasaan

katanya...

perasaan itu sesuatu yang paling sensitif yang ada pada diri seseorang. kemudian saat perasaan itu merasa aneh atau sakit, harus ada yang memperbaiki. harus ada yang menjadikannya seperti semula: ringan dan penuh kesejukan.

tapi, jika kita tidak tahu di mana letak persisnya, bagian mana yang harus diperbaiki? di mana perasaan itu?

saat rindu, perasaan dua orang merindu akan saling mengingatkan. bagaimana jarak akan mempertemukan kembali, bagaimana dan apa makna kepercayaan sebenarnya. meski kita tak tahu di mana letaknya? lalu bagaimana perasaan-perasaan ini sanggup berkomunikasi dengan perasaan yang lain? yang sedang menunggu, yang sedang berduka... kemudian saling memperbaiki.

jadi... mungkin saja...

perasaan akan tersakiti bukan oleh perasaan yang lain. perasaan hanya akan tersakiti oleh nafsu, oleh amarah, oleh emosi, oleh sebuah ketidakaturan dan kejanggalan. jadi, perasaan harus pintar bersembunyi. supaya tidak mudah ditemukan oleh nafsu, oleh amarah. supaya tidak banyak tersakiti.

dan hanya perasaan lain yang benar-benar mencari, dan berusaha memperbaiki, yang akan menemukannya, menjadikannya seperti semula: ringan dan penuh kesejukan.

iya, dan kamu menemukanku :)


meditria, 2014. rasanya aku bisa mencintai setiap dirimu, setiap waktuku.

Jumat, 03 Januari 2014

:))

Setiap hujan punya satu pelangi, sayang. Jadi... kamu adalah pelangi?

Paving Blok 3

Ruang-ruang dipenuhi oleh jarak.

Sekarang aku di meja yang sama seperti minggu lalu. Seperti yang sudah-sudah. Aku selalu merasa seperti ini jika sendirian. Tapi aku sedang tidak ingin ditemukan. Aku menghindari teman-temanku. Aku menghindari dosen pembimbingku. Aku menghindari keluargaku. Aku menghindari semua orang. Hanya saja, aku tidak bisa menghindarimu.Tidak mau.

Bukan, aku tidak sedang berbicara tentang sesuatu yang khusus. Aku hanya ingin bisa mengeja setiap perasaan dalam diriku. Mengeja... melisankannya... Tapi tidak berhasil. Aku tidak berhasil menemukan kepastian yang kurasakan saat ini.

Aku sering menangisi sesuatu tanpa sebab yang jelas. Apa yang kutangisi, apa yang menyebabkan semuanya terjadi. Aku hanya menangis dan berhenti jika aku ingin. Aku bisa menangis sepuas-puasnya. Aku hampir mencapai batasku, entah apa maksudnya. Hahah

Setiap pagi aku berdoa mendapatkan hari yang baik. Aku harus melakukan sesuatu yang dunia katakan. Tapi aku terlalu malas, sehingga pada akhirnya aku tidak mengerjakan apa pun. Aku... menghawatirkan banyak hal. Aku ingin menangis sampai perasaanku bisa diterjemahkan. Oleh siapa?

Dari kecil aku tidak pernah percaya dengan keluargaku. Maksudku, aku tidak pernah mempercayakan rahasia-rahasiaku pada mereka. Jadi aku lebih banyak sendiri. Itu lebih baik. Aku tidak percaya pada mereka. Tentu saja aku menyayangi, tapi aku lebih banyak menyimpannya sendiri.

Aku ingin menulis sambil menangis. Menulis sampai semuanya dapat diterjemahkan. Tapi terlalu kalut. Aku bahkan merasa sedang menulis sebuah omong kosong. Aku harus menangis sampai perasaan-perasaan aneh itu hilang dengan sendirinya, sementara.

Dan segala sesuatunya... membuatku sendirian. Tidak ada yang mengenalku dengan baik bahkan diriku sendiri. Aku selalu berubah-ubah. Hei, apa aku terlalu cengeng?

Aku beruntung menemukan kamu. Jadi sebagian rasa yang aneh ini hilang dengan sendirinya, digantikan dengan perasaan baik terhadapmu. Tidak, tidak. Bukan itu maksudku. Perasaanku terhadapmu tidak ada hubungannya dengan semua ini. Kamu adalah kamu. Perasaanku sepenuhnya buatmu. Benar!

Sekarang, aku di meja yang sama, paving blok yang sama, anthurium yang sama, perasaan yang sama. Kamu di mana?



Meditria, 2013. Bagian mana yang terasa kurang benar?



Sepi

Siapa itu yang menangis?
Aku mendengar suara-suara, jauh di dalam hatimu
Tentang kerinduan pada apa yang telah kuambil dengan sengaja
Suara itu memenuhi pelipis mataku, membuatku ingin menangis juga

Dan setiap kejadian menjadi sebuah kesalahan
Yang datang dariku, aku membesar-besarkannya
Sehingga lukamu semakin melebar
Seperti air yang meresap di kain, semakin meluas

Di setiap persimpangan aku mencarimu, sepasang manik matamu
Terlalu kering ataukah telah menyepi?
Di manapun sepi sekarang, aku tidak menemukanmu hari ini
Jadi aku berjalan bersama sepi yang kubuat sendiri

Sekarang aku memikirkanmu, bagaimana bisa?
Sebesar itukah lukamu? Sebesar itu jugakah dosaku?
Dan aku hanya bisa menggigit bibir
Meredam segalanya dalam satu helaan nafas

Kamu, perempuan yang menyulam kebaikan untukku
Menangiskah dalam diammu?



Meditria, sebenarnya dibuat pada 2013. Sayang kalo nggak di posting, takut ilang :)

Kamis, 02 Januari 2014