Profil

Rabu, 12 Oktober 2011

Nothing

PUSING LIAT BLOG SENDIRI
KEBANYAKAN WARNA
TOLOOOONG

Cute Hamster *uuuuu*

Masih tentang hewan. Nggak aku foto tapi.

Shocked, tadi pagi aku gesagesa bikin laporan praktikum di departemen. Eh, dateng temenku bawa rumah hamster *ada hamsternya sih* haha.. Katanya-katanya itu hamster baru aja dari rumah sakit hewan, abis dioperasi gara-gara sakit.................. TUMOR!

Subhanallah ya, baru kali ini denger ada operasi hamster. Emang kalo udah sayang banget sama hewan, apa aja dilakuin ya. Hamsternya *sebut saja CIMO (emang namanya)* nggak dibius dulu waktu mau operasi. tumornya langsung digunting gitu aja. Hiiyyy.. Ngeri banget ya itu pasti sakit banget Ya Allah kasian banget Cimoooooo :(

Tapitapitapi abis operasi tadi dia jadi lincah gitu deh. Hihi GWS ya Cimoooo :o

Cute Cat *Miaww*

INI RAKAAAAAAAA *jeng jeng jeng*

Lucu banget waktu liat foto ini. Raka kedinginan kali ya? Haha.. Untungnya aja sih nggak tidur di penggorengan *wawawaw*

Dia anaknya ECI, adiknya SUHERI *kiww*

Baru lahir *kapan ya lupa*

Ah pokoknya gitu deh, yang penting lucuuuuuu :)

Selasa, 11 Oktober 2011

My Room ^^

Akhirnya pindah kamar jugaaaaaaaa hihiwwwww.... Semoga betaah :)

Ntar aku kasi liat fotonya yaaa :p

Senin, 10 Oktober 2011

Catatan Terdahulu


Ini isinya kutipan-kutipan puisi-puisi keren karyanya orang-orang keren dalam buku 100 Puisi Indonesia Terbaik Anugerah Sastra Pena Kencana 2008




Siapa pun yang menemukan kata-kataku . Berlari di atas kertas basah oleh embun . Hendaknya mengetuk pintu-pintu mimpiku . Pintu-pintu dari pasir jendela-jendela angin :

. . . . . . . . . .

06.00 am

baiklah . kujalani saja kutukan ini . akan kutulis seribu perasaan tentangmu . mulai pagi ini hingga kelak . ketika burung-burung itu tak lagi bersarang di rambutmu . saat itulah semua berakhir .

06.10 am

masih terlalu pagi kalau gelembung sabun yang tak mengepak tapi dapat terbang tinggi ingin berperahu seperti anak-anak matahari .

07.00 am

aku ingin mengajakmu menjahit daun-daun di bajumu , mengisi waktu . sedikit mengulang masa lalu . lalu terbang . tak pernah pulang .

08.00 am

tiba-tiba aku jatuh cinta . melebihi seluruh jatuh cinta yang pernah menyakiti dadaku . Namun

ketika ingin kukatakan pada telingamu , aku tak lagi memiliki suara . Ketika ingin kukatakan pada matamu , aku tak lagi memiliki cahaya .

09.00 am

sekarang kau di mana ? Masihkah di ujung pulau atau sedang tamasya ke tengah danau ?

10.00 am

ah , apakah pintu rumahmu tak bisa lagi dikunci ?

11.05 am

air dan angin menghilang . Tanah dan langit begitu lengang .

12.12 pm

....sepertinya ia tahu , tanpa cinta bunga tak bakal bersemi . Kering . Sepi . Maut . Cinta kita ternyata kuyu .

01.00 pm

kaulah seseorang yang tak pernah menyelesaikan sesuatu karena segala sesuatu terbelah di kepalamu .

01.30 pm

aku hanya tidak ingin menyakiti siapa pun , tidak juga diriku , dengan kesedihanmu , ketakutanmu , dan ketakutanku pada kesedihan .

02.01 pm

SEANDAINYA AKU SEORANG PUTRA ! SEANDAINYA AKU HANYA ORANG YANG DICINTAI ...

03.30 pm

tapi semua bahasa dan keyakinan lari dari kesunyianku .

03.35 pm

tetapi tetap kurindukan kamu . Bagai perjalanan mencekam sebuah kereta dari kota ke kota . Yang tak pernah dapat kuhentikan .

04.00 pm

tak ada orang lain di luar diriku . Kecuali orang-orang yang kucintai . Kecuali orang-orang yang menjauh dari diriku .

05.16 pm

lantas kita paham . Setiap detik tak butuh kata setia . Setiap waktu adalah kata tunggu .

06.30 pm

keabadian yang tiada , ketiadaan yang abadi .

07.45 pm

malam hari , puisi pergi . Pada dinding kusam . Kita kehilangan pagi .

08.00 pm

aku dikutuk dalam keriuhan . Maka jangan menjebakku dengan perasaan berlebih akan dongeng dan impian .

08.05

aku bumi , tak pernah miskin gelisah . kau langit , tak juga padamkan gundah .

09.00 pm

"cintaku telah sampai pada batas sakit"

09.32 pm

kau tahu ? Kenangan adalah jarakku terjauh mengunjungimu .

11.00 pm

lampu-lampu telah padam kekasihku . Biarkan aku menyelesaikan malam . Dengan menuliskan baris-baris ini . Lalu mengalirkan mayatmu ke dalam mimpi !

11.15 pm

puisi , apalagi puisiku . TAK PERNAH BISA MEMBUATMU BERHENTI DAN SEDIKIT ABADI .

12.00 am

kekasih , alangkah indahnya jika hidup sudah seperti mati .

. . . . . . . . . .

Jika tak seorang pun menemukan kata-kataku . Karena tersesat jauh di lorong-lorong gelap . Biar angin mencatat betapa jauh bintang-bintang . Dan firdaus yang kuimpikan terbenam bersamanya .

. . . . . . . . . .

*...namun tetap kurindukan kamu .. Lihatlah telapak tanganku , seluruh namamu ada di sini...*

 



2009

GUSAR

Di sore yang tak berbau ini saya merasa penat . Dari sepasang sandal , kaca mata , kaki meja , televisi , ular tangga , guci bunda , hingga topi jerami ada dalam pikiran saya . Saya seperti hari Senin yang kacau dan terburu-buru . Senin yang berbau pecundang . Senin yang mengaduk-ngaduk perut dan memaksa untuk memuntahkan segalanya .

Pada akhirnya saya memutuskan untuk ke luar dan meninggalkan meja lusuh yang kini teronggok kesepian . Saya tinggalkan tinta dan kertas yang terkulai di atasnya .
Pergi sejenak melupakan deretan alfabet yang berduyun mulai membunuh kewarasan saya mungkin merupakan pilihan yang bijaksana .


Saya ke luar membawa kepingan mimpi yang terkikis dalam genggaman saya . Saya mengenakan mantel dengan dua saku yang saya penuhi dengan jemari saya .



Udara berkabut tapi hati saya sekering kemarau . Namun kelabunya sedikit mendukung keadaan jiwa saya yang teraduk-aduk . Sunyi tanpa pintu-pintu matahari . Sepi tanpa peri-peri .

Saya merasa miris . Saya ingin pergi . Tak lagi ritual yang sama : tak lagi . Tapi nyatanya saya masih terduduk di depan meja lusuh . Dengan tinta dan kertas yang terkulai di atasnya . Akh , alfabet itu lagi . Sepertinya saya tak bisa lebih bijak saat ini . Saya terpasung dalam keremangan . Tidak tawa , tidak peri , tidak juga matahari . Semuanya hanya bagian dari imajinasi ...

Nothing

KALO BOLEH JUJUR SIH SEKARANG TUH LAGI BENER BENER GUSAAAAAAAAAAAARRRRRRR!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

*abaikan*

Semangat, Dini! :)

Entah yah, ada sedikit kegusaran. Serta merta bikin aku letih. Kian kian kian letih. Yaaa, ada yang baik-baik aja di sana. Ada juga yang bikin cape. Ada yang bikin pusing. Ada yang kerasa beda. Ada juga yang bikin ngantuk *kalkulus lanjut*. Kalo semangat udah naik, tiba-tiba turun lagi. Hm.. mungkin karna ini udah deket pertengahan oktober. Tapi di pertengahan oktober itu, aku nggak bisa nikmatin dan harus berkecimpung sana sini. Hiks semoga aku bisa tetep semangat ya, kepanitiaan besar menanti. Jadi LO yang bertanggung jawab *amiin*. Setiap kesabaran pasti berbuah manis kan ya? Dan *lagilagi* pasti nanti ada pelangi ya? Tiap kali makin sabar, buahnya makin manis, pelanginya makin indah :)
YOSH! SEMANGAT!

MIPA CINTA KEBERSIHAN

Bersih bersihkan MIPA! CLING! Jargonnya udah mantep banget tuh. Kita-kita para panitia juga udah persuasif banget ngajak semuamuanya ngikut rangkaian acara ini. Wuih saking semangatnya ya sama acara ini, sampe sampe sedikit banget peminatnya -,-

Okelah gapapa yah namanya juga kepanitiaan perdana nih di Aspect! *emang cuma ada satu kepanitiaan kale* zzz. Kita-kita panitia udah warna warni banget berseri-seri nyambut puncak acara ASPECT MIPA CINTA KEBERSIHAN. Sukses *sih* dengan sedikit peserta tapi tetep SEMANGAT! Apalagi itu MC nya kocak banget hahahaha *ketawa*

Dan aku aku aku juga kebagian tugas yang nggak kalah penting lho *lebai*. Yeah, aku jadi time keeper. wakakak. udah kaya apaan bawa-bawa papan yang tulisannya "5 menit lagi", "1 menit lagi", atau "habis" _O_

Yaaaa walopun departemen KIMIA nggak ngumpulin Marka sama NGGAK ADA YANG DATENG *sedih banget* tapi yaaaaaaaa udah diwakilin sama pejuang-pejuang lingkungan dan kebersihan dari Kimiaaaaa *horeh*

Aji, Ita, Uli, 'Ehm', Alin, Bilyan

Semengat semangaaaaattttt!!!! Semoga Mipa makin bersih yah heheh BERSIH BERSIHKAN MIPA! CLING!

Sabtu, 08 Oktober 2011

Mati Rasa

Ini memang aku buat Mei lalu, tapi entah kenapa kurasakan lagi sekarang.. Semoga tak terjadi apa-apa. Aku hanya lelah saja. Ya, teramat lelah...


Mati Rasa


Berasa hambar dimana-mana, aku tak lantas memejamkan mata. Ada seribu keputusasaan yang berjejal memenuhi rongga-rongga. Semuanya menjalar ke urat dada dan mati rasa. Laci meja belajarku
menyimpan lampu-lampu, bau edelweis, peta pita, kerinduan akan tenda-tenda yang dipancang dekat bendera. Semua bertumpang dalam kesunyian yang tak dapat dipahami. Masa lalu lebih indah dari sekarang dan masa depan hanya akan menjadi penghalang. Semua memperebutkan kebahagiaan yang raib dari peraduannya. Dan aku telah mati rasa.

Aku mencoba memejamkan mata. Kepalaku menyimpan pasar malam. Ada kincir-kincir yang bergerak putus asa. Lalu papan ayunan yang tak sengaja memenggal kepala seorang penjaga. Wajah-wajah letih bergumam dan menumpahkan kesunyian yang menghunjam gendang telinga. Segala yang ada melagukan ketidak pastian. Dan aku telah mati rasa, kini menjalar ke ubun kepala

Lewat tengah malam aku bergegas mencari makna. Mencari rasa. Kutelusuri ruang-ruang dalam kepalaku. Semakin dalam. Dan kali ini kutemukan sehampar gersang ilalang. Ada ranting-ranting kumuh yang menyergap dan melilit pergelangan. Angin dingin mengikis kulitku hingga meremang. Dan aku diam dengan ekspresi yang tak kuyakini. Segala kalut dan aku berlari, seperti ada pintu di ujung sana dan aku melompatinya.

Aku terdampar dalam ruang sempit berbau busuk. Ada kucing liar yang memakan jantung manusia, ia gantung
dalam mulut dan mengibaskannya. Darah memenuhi apa yang bisa terlihat dan seketika suara-suara jeritan memenuhi pelupuk mataku. Rasa hambar mencekik leher dan kulihat got-got dan pelimbahan telah dipenuhi ketakutan yang abadi. Aku berlari dan semakin merasa ringan saja. Satu persatu makna tercabut bagai nyawa.

Suara tawa: entah siapa dan di mana. Aku berlari menapaki jalan berkabut. Sedetik kemudian ketemukan diriku dalam remang sebuah taman. Tempat paling tak mau aku datangi. Semua kebahagiaan mulai menguap semakin mengudara. Daunan gugur mengubur telapak kaki yang kian habis diguyur gerimis. Aku tahu sebentar lagi akan ada tiang ayunan, lalu bangku
omong kosong, lampu taman yang redup, burung gereja yang merindukan cahaya, kubangan yang kini semakin dalam saja. Kemudian angin akan bercerita lewat gemerisik cemara yang tak pernah tersentuh peri-peri matahari. Ada tong-tong dekat pelimbahan, menyimpan harapan yang kini menjadi mayat bertaring. Tapi aku tak merasakan apa pun. Mengapa? Bukankah seharusnya sakit? Ini tempat yang menanggalkan senyum pada wajah-wajah masa lalu. Ini tempat kebisuan beriak pada air-air genangan. Ini tempat hujan yang putus asa menjemput bianglala.

Tapi aku tlah mati rasa. Telah hambar dimana-mana. Hingga aku menemukan sebuah kepalsuan di pundakmu. Dan matamu menyiratkan ketidakpastian. Kecemburuan yang terlalu. Semuanya sudah menjalar memenuhi jasadku. Aku telah mati rasa, telah mati sia-sia!



Bogor, penghujung Mei 2011
Kepada yang tak pernah kupadamkan rindu, meski semua tlah menjadi abu-abu...




PERANG SELESAI!

Oke, perang selesai. SELESAI MAMEEENNNN!!!!!! Tinggal nunggu hasilnya. *Tuhaaan, bagusin ya* T.T

Berhari-hari aku begadang cuma buat Kimor #eh kuis KIMOR. Ckckck...

Mau baca bukunya juga isinya huruf C semuaaaaaaa... Karbon, karbon, dan karbon...

Penasaran sama hasilnya *Hiks....

Rabu, 05 Oktober 2011

Taman Kita


Ada sebuah tempat yang tersentuh gerimis di taman. Bukan papan ayunan atau bangku omong kosong. Ada sebuah tempat di rimbun daunan. Di sana ada pelangi, burung gereja, kisah-kisah senja, pucuk mawar beserta durinya, kayu bersimbah kesah, dua gelas kaca, rinai sore yang bersih, kain tudung, sulur mimpi buruk dan busuk, air mata, pendar cahaya, dan pekik bintang-bintang. Hujan menjejalkan semuanya ke tempat itu.

Taman kita semakin luas, sayang. Aku akan lebih sering singgah ke sana.

"Aku mau tumbuh di sini. Bersama bau mapel"

Satu lampu taman mengerjap jenaka. Remang dan berdebu. Hujan belum singgah sejak kemarin. Katak bersembunyi di balik pelimbahan. Udaranya mewangi. Sendu. Sayu.

"Cintaku tumbuh di sini. Bersama musim, bersama peluh yang beguguran"

Sebuah tempat yang aku duduk di sana. Menghadap paving blok dari daun-daun mapel. Cepat kemari, sayang. Kuhidangkan pelangi dalam gelas-gelas kaca.

Malam ini, tak ada kabut yang turun di pucuk-pucuk mapel yang hangat. Tak ada etalase kaca atau kaleng-kaleng mentega.

"Bintang-bintang akan lihat kita tumbuh di tempat yang penuh anak-anak cahaya."

Ada sebuah tempat di balik jemari sungai yang rindu membias di tiap sudutnya...



Bogor, 2011

Biar Kita Saja, Cukup Kita Saja :)

Ada rindu yang mengendap dalam kamarku, tercecer di lantai keramik, terpantul di cermin kawanku, tergantung di lampu-lampu, dan terpasang dalam bingkai indah di atas meja belajarku.

Dulu aku selalu bercerita tentang taman kecil. Apa kau punya juga? Di sudut mimpimu? Dalam lipatan kepalamu? Jika ya maka ajak aku ke sana, kita lihat tujuh rindu yang membias bersama, yang maknanya berjuta-juta, yang tiada ujung tiada muaranya.

Atau ajak aku menyelami sungaimu, di sana semua rindu lerai dari rambutmu, ikan-ikan mengejarnya dan aku tertawa, segala yang tak terjelaskan memang indah adanya.

Bertahan sampai malam, aku tak mau pulang. Mari kita terbang saja sampai pucuk angkasa. Kita jaga taman ini bersama, tidak serangga, tidak cemara, tidak juga bianglala, biar kita saja, cukup kita saja...

Teater Capung :)

Ingatkan aku tentang sebuah kisah yang panjang, sahabat! Saat kita berlari bersama menapaki setiap jengkal kehidupan. Menerka-nerka indahnya masa depan. Ingatkan aku tentang sebuah perjalanan. Tentang hari-hari yang kita lalui bersama matahari dan rintik hujan. Saat kita membias menjadi pelangi yang tak terkalahkan. Sahabat, kita adalah nyanyian di setiap pelosok jiwa. Kita adalah sajak yang bercerita tentang euforia! Adalah pendar suka cita yang meregang sukma. Adalah kita! Ya! Adalah kita!
-Teater Capung, 2011-

I'm Bubbles HAHA

Syalalalalalaalalala~

Praktikum Hari Ini: Memalukan dan Memilukan -____-

Habis praktikum, aku pusing sendiri, ngakak sendiri. Hahaha gimana nggak, tadi di awal praktikum itu aku kebagian tugas titrasi dan selama sekian menit mematung di depan buret yang tebalik -,- aspraknya udah gereget banget liat aku ngegabut nggak gelas bengong bengong betiga sama dua temen sekelompokku yang juga sama-sama nggak ngapa-ngapain.

Ayo mulai titrasinya! *kata asprak* dan aku garuk-garuk kepala. Terus betiga cengar cengir nggak jelas. Oke, akhirnya ngaku juga deh: Kita lupa cara titrasi! zzzzzz mungkin si asprak udah pengen bilang: Ngapain aja lo TPB! hahaha tapi emang dasar aspraknya baik jadi kita diajarin tahap demi tahap. Masih melongo juga saking nggak ngertinya. Untung aspraknya sabar. *Yakin deh dalem hatinya pasti cekakakan* -,- Maafkan praktikan mu yang polos ini ya, Kak -,-

Udah selesai titrasi ternyata datanya banyak yang salah *iyuh* ngulang lagi deh. Emang dasar amatiraaaan -,-

Selasa, 04 Oktober 2011

SEPI

Sebenernya mau cerita dari kemaren *aaaa* tapinya ga sempet jadinya baru sekarang. Curi-curi kesempatan di sela-sela praktikum Penkom <-- CACAD -____-

Gatau kenapa kemarin tu rasanyaaa otak aku kejungkel *gila* *emang*. Hari yang bener-bener EROR segala-galanya segila-gilanya. Hahah SEPI banget kemarin ya? Udah gitu akunya cacat. Udah gitu temen syndrom aku lagi puasa jadinya dia kalem banget kemaren *aaaaaaa* *mimisan*

Mulai dari pagi aku kuliah KIMOR jam 7 dan baru bangun jam 6. Diem dulu bengong *ga sadar kesiangan* terus karna kamar mandi ngantri aku sholat subuh jam 6 seperempat -,- *ya tuhan*. Tempat kuliah deket *sih* tapi aku naik ojeg yang WUUUUZZZZZZ banget! Selamat sampai tujuan tuh udah Alhamdulillah banget. Haha..

Di kelas duduk di *lagi-lagi* di bawah AC. Berasa kuliah di kulkas. CACAD udah nggak ngerti apapun itu kuliah bikin otak tambah Jomplang *.* Tapitapitapi nggak banget deh kalo nggak ada yang masuk sama sekali ke otak. Ada hal-hal positif yang aku dapet di kuliah KIMIA ORGANIK *capslock* :

"Kalo kamu merasa energi aktivasi mu rendah. Tingkatkan tekanannya supaya banyak yang lebih mudah mengendap."

Haha ga ngerti pasti yaaaaa? Ehem *aku juga* *gubrak*. Jadi intinya. IQ itu nggak menentukan segalanya. Inget kan orang rajin bisa ngalahin orang pinter. Kalo IQ mu rendah ya nggak masalah. Asalkan kerja keras, pasti dapet hasil yang memuaskan. Hooooooo :o

Karena nggak sempet makan, aku isi kuliah Kimor dengan ratapan anak lapar -,- *Haha. Selanjutnya kuliah Kimia Anorganik *iyuh* kuis lagi nggak yaaaa? Dan jeng jeng nggak ada kuis disaat aku emang nggak belajar *sujud sukur* Ini kuliah apaan nggak tau slide nggak keliatan *aaaaaaaaaaa* *kejang-kejang* Akhirnya ratapan anak lapar berlanjut *hiks

Oke! biar ga bego bego amat, pasti ada hal positif yang masuk ke otak di kuliah Kimia Anorganik ini:

"Jadilah Oksigen yang bisa bereaksi dengan banyak senyawa."

Ehem, maksudnya ya jadi orang itu harus pandai bersosialisasi, seperti Oksigen ^^ Selebihnya aku nggak tau lagi isi kuliah itu ngomongin apaan. Jarum jam pun nggak maju-maju *Ya tuhan apa yang terjadi haha jam tanganku ternyata memang mati *abaikan -,-

Seneng banget pas selesai kuliah langsung menuju kantin. Malah beli ketoprak -,- nggak kenyang jadinya kan. Mana kuliah selanjutnya KALKULUS LANJUT. Pertegas: KALKULUS LANJUT! Biasanya sih rajin nyatet tapi untuk pertemuan ke 6 ini aku pusing nggak enak perut. Terjebak di ruangan angka-angka limit deret uji apalah itu integral zzzzzzzzzzzzzzzzzzz *tidur aja deh*

Pulang ke kostan. Pusing. Tidur. Hiks banget SEPI SEPI SEPI!!!!

Jam 7 kurang 15 dapet sms: "Udah berangkat, Din?" *SHOCK* lupa ada RADIV jam 7 hiks. Buru buru siap-siap berangkat lagi. Tambah pusing. @.@

Rapat setengah hati setengah jiwa setengah hasrat setengah gila *akunya*
WOW banget aku ngegabut hahaha. Pulang ke kostan, udah mau tidur eh ibu kost dateng. *aaaaaaa*

Sampe malem pun masih sepi, SEPI, SEPI -,-

Sabtu, 01 Oktober 2011

Ajarkan aku tentang hidup yang tak pernah terasa redup

Bulan Oktober lagi :)

Tapi masih banyak yang belum berubah dari diriku. Aku masih menjadi seorang majenun yang tak keruan. Hahha... Semester 3 penuh cobaan. Aku masih harus memikirkan satu masalah disaat masalah lain juga berjejalan dalam diriku. Hingga semua berantakan dan aku mengutuk semua yang terjadi dalam hidup: "Tak ada gunanya lagi".

Menjadi seorang depresi, kawan. Biar kuceritakan bagaimana rasanya. Belum genap 18 tahun, aku harus menanggung masalah yang saking tak karuannya, aku sampai tak bisa mendeskripsikan lagi apa masalahnya. Lucu memang, tapi miris juga *senyum*.

Aku memang seorang majenun. Dan aku tak tahu lagi bagaimana caranya keluar dari apa pun itu yang mengekangku perlahan. Sudah kuanggap sebagai suatu kebiasaan. Sesuatu yang wajar saja, hingga ia berlalu sendiri.

Tapi bagaimana jika datang lagi? Seperti kemarin? Dan aku sendirian? Dan? Lalu?

Ahaha... Aku tahu aku baru saja melakukan suatu kebodohan seorang remaja *masih remaja kan haha*. Remaja Frustasi. Tak ada yang namanya indah, pelangi, bahagia, atau apa pun itu ah Bulsh*t! Omong kosong semuanya omong kosong. OMONG KOSONG.

Dari pasrah jadi gila *aneh emang*. Tapi ya begitulah, semua terjadi begitu saja tanpa bisa kutawar. Semua datang tanpa bisa pulih kembali seperti semula. Dimana-mana sepi. Dimana-mana bisu. Sunyi menyayi meninggi.

Kalau bisa mungkin aku mau teriak di tengah-tengah jalan raya *nggak juga sih*. Menceburkan diri ke danau LSI *nggak jelas*. Atau apa pun lah yang bisa bikin aku lupa dengan semua masalahku.

Ikut organisasi dan kepanitiaan. Aha! Itu dia mungkin yang kuperlukan. Dan walhasil aku tiap hari rapat-rapat kesana kemari. Lumayan, aku sibuk, masalah juga terlupakan sementara. Tapi kalau sudah sampai tempatku, sendirian lagi, teringat lagi, semua itu datang lagi bahkan lebih menghunjam dada. Dada sebelah kiri. Hey! Pelangi itu makin pudar saja warnanya!

Aku masih seorang majenun. Remaja frustasi yang cuma bisa lari-lari di tengah hujan sambil nangis terus diliatin orang-orang *sinetron*. Tapi memang begitulah. Haha aku memang pernah melakukan itu. Konyol lucu menyedihkan memalukan memilukan dalam satu waktu. Artis sinetron juga kalah sama aku. *Bangga yang nggak perlu*

Tapi memang menjadi seorang majenun itu tidak akan searah dengan orang waras. Aku mengeluh pada siapa pun semuanya sama hasilnya. SABAR DAN IKHLAS. Kau tahu kalau dari dulu aku bisa melakukannya mungkin saat ini aku tak akan punya masalah. Benar kan? Aku perlu banyak dukungan untuk sabar dan ikhlas. Aku perlu banyak pondasi kuat. Aku cuma seorang majenun hey ingat!

Memang sabar itu efeknya luar biasa. Apalagi kalau dibarengi dengan ikhlas. Tapi yang mau gitu tu susah banget. Dan cling! Aku harus bayak inget sama yang di atas. Sang Pencipta.

Astagfirullah... Seorang majenun, seorang depresi, seorang frustasi, apa pun itu aku tak mau lagi. Aku sayang hidupku. Kau tahu, nanti juga bakal ada pelangi kan ya? Dari sudut mana pun pasti akan indah. "Semua Akan Indah Pada Waktunya".

Mungkin aku masih harus berkawan banyak-banyak supaya lebih banyak lagi yang bisa mengerti :)
Dan aku bukan seorang majenun lagi.

Yah, semoga! :)