Profil

Kamis, 23 Januari 2014

dandelion 2

biar kuceritakan sesuatu. hm... aku mau bicara tentang bunga. yea, bunga lagi.

yah, sebenarnya aku hanya sedang buntu. aku merindukan banyak hal, juga semangat-semangatku. mereka sedang hilang akhir akhir ini. namaku sakura, ya sakura. tapi... tidak tampak seperti sakura. sakura itu warnanya merah muda, cantik, langka, jarang ada. kehadirannya dinantikan siapa pun, indah. dirindukan setiap tahunnya... dipuja banyak orang, teduh, rindang, ceria, semangat. kyah...

mawar? bunga mawar juga bagus. tapi terlalu angkuh, terlalu ingin menonjol di antara yang lain, terlalu merah saat jadi merah. terlalu kuning saat jadi kuning. terlalu putih saat jadi putih. mungkin terkadang aku bisa menjadi bunga mawar. tapi tidak, mawar terlalu megah, terlalu berambisi. aku tidak punya prinsip sekuat mawar, atau keteguhan dan ketegaran yang luar biasa. tidak.

aku juga bukan melati. terlalu lembut dan anggun. kecil tapi wibawa, berkharisma. mengingatkanku pada seseorang. suka menolong, bersih, tanpa prasangka, mewangi. luar biasa sempurna. aku tidak punya hati sebersih itu, kadang aku berprasangka buruk. dan menjengkelkan, haha iya kan?

anggrek. bunga ini tumbuh di tempat tertentu. terlalu pemilih. terlalu hati-hati. tapi luar biasa cantik, kan? warna ungunya, warna kuningnya. bahkan saat berwarna hitam pun tetap luar biasa cantik. angrek... angrek... hm... bukan.

teratai. nah, ini bunga yang unik, kelopaknya seperti mahkota. seperti ratu. tumbuhnya hanya di air, meneduhkan ikan-ikan, menjaga, menaungi, melindungi dari sinar matahari yang terlalu terik. mungkin juga bijaksana. yaa, semacam itu. teratai mengingatkanku pada seseorang yang begitu dewasa. entah siapa, aku hanya tidak ingin menyebutkannya. aku bisa jadi teratai. aku mampu menjaga, bisa melindungi. tapi terkadang aku terlalu rapuh, sehingga justru aku yang dilindungi. terlalu payah, huh?

bunga matahari. ceria, semangat. tumbuh berkelompok, senang berteman, yah. tangkainya tinggi, seorang pengkhayal yang baik. aku sering menjadi bunga matahari, sibuk melamun, kemudian kembali ceria. bersemangat dan bahagia menjadi diri sendiri. tapi saat matahari hilang, dan hujan turun, kelopaknya kuyup. terkadang bunga matahari pun merunduk dalam-dalam. sebelum ceria lagi esok harinya. yah, siapa tahu? seseorang yang terlihat begitu ceria terkadang menyimpan kesedihan yang paling dalam di hatinya. nah! tapi bunga matahari tidak setinggi langit, ia punya batas. ia terbatas. terkadang aku tidak menyukai apa itu batas. tidak.

bebas. lepas. mencari sesuatu yang sebetulnya tidak pernah dipahami. ya kan? seperti bunga dandelion. tidak pernah ada dalam jambangan jambangan mahal. tumbuh di mana saja sesuai dengan keinginan hati. terbang saat tersentuh angin, mudah goyah, rapuh dan ringan. pergi jauh sampai ada tempat yang bisa ditumbuhi. tidak wangi, tidak berwarna warni, tidak banyak dipuji. bunga ini... cukup bahagia menjadi dirinya saja. aku ingin jadi seperti dandelion. ingin. berserah saat angin meniupnya, atau terkena badai sekali pun. kemudian kembali tanpa luka dan bekas lecet sehabis terkena badai, tidak. ia dapat menyesuaikan dalam angin apa pun. udara selalu bersahabat dengannya. kemudian saat dia hinggap pada tanah yang gersang, ia akan bersabar sampai hujan menyentuhnya, sehingga benihnya bisa tumbuh dan hidup, dan bahagia. saat bunga-bunga yang lain merasa paling segalanya dengan warna, wangi, dan kelopaknya yang indah, ia bahagia dengan bagaimana dirinya diciptakan. ia bisa bertahan dengan tumbuh di antara rumput-rumput liar, semak berduri, atau genangan yang berlebihan. ia senang bermain dengan anak-anak kecil yang meniupnya dengan gemas, bertahan dalam sengat matahari, setia saat cuaca dingin sekali pun. luar biasa bukan, bunga ini?


aku ingin bisa menjadi seperti ini. karena sesungguhnya dalam diri setiap dandelion itu, tumbuh semua bunga yang bermekaran, kan?

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar