Profil

Senin, 05 Mei 2014

mana yang lebih menyiksa

mana yang lebih menyiksa, metode statistika atau cinta?
katamu.

mungkin dua-duanya sama menyiksa. dan bohong rasanya jika aku tidak melihat atau pura-pura tidak tahu. aku merasa aneh, seperti diteriaki maling dari jarak sedekat kuping. kita diuji dengan hal yang serupa, dengan kapasitas yang berbeda. kamu tegar, aku mencoba untuk itu. kamu ikhlas, aku belum mampu untuk itu. aku ini harus merasakan dulu yang namanya remidial.

mana yang lebih menyiksa, metode statistika atau cinta?
katamu.

mungkin keduanya sama-sama sanggup memelintir perut. kamu bisa merasakan sakit lewat aku. aku mengenal apa itu luka lewat kamu. mengapa kita begitu serupa, atau hanya aku yang terlalu mengada-ngada? tapi bukankah masing-masing dari kita juga mengenal metode statistika?

mana yang lebih menyiksa, metode statistika atau cinta?
katamu.

keduanya mungkin serupa. kamu tahu, untuk menemukan aku juga harus lebih dulu melepaskan. perpisahan itu selalu memikul satu pertemuan lain, kan? bahkan boleh jadi lebih dari satu. aku bertemu denganmu dan dengan dia. laki-laki yang memelihara hati, namun juga memelihara luka. hatiku, lukamu. dari situ kita masuk dalam fase remidial. dari situ kita belajar memperbaiki, bukan? kita bertiga.

apa yang kamu buat selama ini begitu luar biasa. metode statistika mengajarkan tentang peluang, tentang sebuah kesempatan. aku bilang sebenarnya kamu selalu punya kesempatan untuk membenci, tapi tidak kamu lakukan. aku juga punya kesempatan untuk menjauh, tapi tidak aku lakukan. mungkin karena kamu begitu baik jadi aku tidak takut untuk mendekat. dan mungkin karena cinta memberikan peluang untuk peduli lebih besar dari seharusnya. dan kamu selalu luar biasa, lebih lebih dari metode statistika.

kemudian sekali lagi,
mana yang lebih menyiksa katamu. mungkin tidak keduanya kataku.


2014, kupinjam statusmu ya :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar