Profil

Sabtu, 20 April 2013

Nafas


...Kamu mungkin tidak begitu mengetahui, dalam bilik-bilik hati seorang wanita ada luka yang tersimpan. Menunggu waktu untuk muncul ke permukaan, membuat ruang-ruang dipenuhi jarak dan waktu yang terbuang. Aku sangat tahu akan ada luka yang menarikku dari alam mimpi, tempat di mana aku tidak perlu susah payah menahan sesak atau menangis dalam rindu yang menyiksa. Sebagaimana yang dia rasakan, seseorang yang selalu menunggu hujan reda untuk sekedar mendengar matahari berjanji menjadi sedikit abadi.

Tapi aku juga sangat tahu bahwa kamu bukan sekedar mimpi. Kamu benar ada dan menyentuh hati ini tanpa pernah bermaksud untuk membuatnya terluka. Aku tidak pernah merasa terluka, meski sesak ini tak tertahan dan membuatku membutuhkan lebih lagi ruang untuk bernafas. Aku bernafas dan menghembuskan namamu. Menghirup sisa-sisa kepedihan yang telah ada sejak lama, supaya kita terbebas dan selalu siap untuk terbang...

"Supaya kita terbebas dan selalu siap untuk terbang."

Meditria, 2013. Iya, suka :)

Senin, 15 April 2013

Karat

Perempuan itu bertaruh dengan waktu. Ketika malam tak lagi butuh cahaya dan menjadi semu. Seperti perasaan yang tak pernah benar ada wujudnya, tapi begitu sakit saat terluka. Perempuan itu menangis dalam diam. Menjerit dalam diam. Sementara alam terus saja membenturkan udara beku, hingga nafasnya kian tersengal.

Ada lagi. Seorang lelaki yang bangun pagi-pagi sekali. Merasa letih karena separuh malamnya digerogoti pikiran tentang bagaimana melupakan, atau sekedar menjadi tahu diri. Lelaki itu jarang makan roti atau minum yang hangat-hangat. Ia langsung berangkat. Tanpa sempat bertanya apa pun, tanpa sempat mengurai kembali apa yang salah, atau bertanya-tanya bagaimana semuanya terus saja berlangsung.

Perempuan itu bergerak, kini. Membenarkan letak bantal yang semi basah. Kemudian merapikan gaun tidurnya. Ia bangkit, melihat refleksi dirinya. Perempuan itu sudah lupa cara mengenali dirinya sendiri. Hatinya berkarat dan sekarat.

Laki-laki itu sudah pergi. Mungkin sempat menoleh sebentar, hanya untuk memastikan jejak sepatunya tidak tertinggal di teras beranda. Tidak ada. Tidak ada apa pun di sana. Selain udara yang masih beku memenuhi ruang-ruang di dadanya. Yang juga sekarat.

Kemudian pada kedalaman hati, bahagia terus saja mencari sisa-sisa hidupnya. Dari keduanya. Dari keduanya. Keduanya.


Meditria, 2013. Setengah sadar.