Profil

Minggu, 03 November 2013

Nah?

Membaca puisi karya-karya Afrizal Malna, Kurnia Effendi, atau Aan Mansyur, sebagaimana kita membaca para pendahulunya seperti Sapardi Djoko Damono atau bahkan Chairil Anwar, rasanya tak cukup sekali saja. Karya-karya besar yang tercipta terkadang mengundang segudang tanya―seperti terdapat rahasia dalam tulisan-tulisan mereka yang ingin diketahui dan disembunyikan dalam satu waktu. Apakah semakin tidak dimengertinya suatu karya puisi akan menambah nilai plus dari puisi tersebut? Bagaimanakah puisi seharusnya dibuat?

Menulis puisi―dengan niat atau sekedar mengisi kekosongan pada halaman belakang buku tulis, memang dapat dilakukan siapa saja. Puisi hadir dalam setiap rentang kehidupan manusia. Bebas untuk siapa pun. Untuk alasan apa pun. Bahkan puisi pada era sekarang ini tidak terlalu terikat oleh suatu bentuk atau rima. Dapat ditulis dengan gaya kontemporer atau prosa sekalipun. Puisi adalah apa yang dimaksudkan oleh si penulis sebagai puisi. Nah!

***

Meditria, 2013. Iseng.