Profil

Kamis, 29 Desember 2011

Kata Peramal

Aku baru saja menemui seorang peramal
disarankannya padaku beberapa perihal.

Mulailah belajar bicara pada benda-benda.
Jika mampu hafalkan seluruh kosa-katanya.
Suatu waktu, tak lama lagi, kau akan sendiri.
Hanya mereka yang paham dan mau mengerti.

Selembar gambar yang tersenyum lebar.
Sandal dan sepatu masing-masing tinggal satu.
Kayu jendela terkelupas warna coklatnya.
Atau sudut ruangan yang selalu kausebut
tempat khusus yang dibuat arsitek
untuk menyepelekan dirimu.
Dan semua barang yang telah terlupa di mana,
kapan dan untuk apa kau membelinya.

Di malam hari, kurangilah waktu tidur.
Udara di luar dipenuhi sulur-sulur
mimpi buruk yang lihai menjalar serta menjerat
tubuhmu, mencuri harapanmu yang sisa sekerat.

Di pagi hari, berlama-lamalah di kamar mandi.
Lemparkan dirimu sejauh mungkin dari televisi,
surat kabar, suara penyiar radio atau tetangga.
Mereka membicarakan namamu, tentang dirimu,
sebagai berita yang paling haru lalu mereka tertawa.
Sebab, sungguh, yang paling perih yang paling lucu.

Tetapi jika kau tak mampu melakukannya,
apa pun yang terjadi, jangan mau menangis.
Sebab air mata itu bahkan Tuhan pun
terus menyesal telah menciptakannya.


*Aan Mansyur

Nyayian Kekasih

Pada deretan plaza aku temukan sosok bayanganmu yang membatu. Hidup menjadi antrian keluhan. Ada yang menjelma kecap, ketimun, selada, daging babi panggang, kaleng bir, cendawan hutan, atau sekawanan binatang ternak.

Kekasih, aku potong kepalaku sendiri ketika hujan pagi ini menggenangi got-got dan pelimbahan komplek taman. Sebelum itu aku telah pakukan namamu pada bangku taman dan tiang ayunan. Angin hanya beku memandangku ketika mata gergaji mulai menetaki ruas batang leher. Tak ada darah. Tak ada air mata. Tak ada lenguhan. Semua diam membisu.

Percuma bila Tuhan kau keluhkan. Nasib menuai mati di tanganku. Tak perlu lagi doa yang kau ulurkan karena itu telah berubah menjadi sulur akar pohon yang akan merambati batu nisanku.

Kekasih, alangkah indahnya bila hidup sudah seperti mati!


2003-Muh. Subarkah

Rabu, 28 Desember 2011

Nothing

Memang sulit untuk mengeja perasaan menjadi sebuah kata-kata yang mudah dipahami. Tapi pernahkah kamu mencoba sedikit saja mengerti bagaimana aku tumbuh di dunia ini. Bagaimana aku merasa depresi dari waktu ke waktu. Setiap hari. Sekian hari.


HUJANNYA BERHENTI, SAYANG. TAPI PELANGINYA HILANG!






***

KEBANJIRAN

Ups! Hari ini ujan gede banget. Dan rumahku kebajiran. Hahahaha! Bukannya aku bersyukur jadi punya bahan postingan ya, cuman kayanya emang aku disuruh pulang ke Kuningan buat ngerasain yang namanya kebanjiran. Hahaha...

Oke, pertama air cuma masuk ke pekarangan rumah dan alhasil di depan rumah udah kayak kolam -____-
Eh tau-tau tuh air masuk ke rumah lewat pintu samping. Mamah yang tau duluan malah jerat jerit suruh ini itu dan aku bingung musti ngapain. Sekian detik cuma melongo liat pintu yang kebobolan air. Hahaha Akhirnya aku coba ngalirin air itu ke kamar mandi. Taunya dari lobang kamar mandi keluar air juga -_____________- Dan sepersekian detik aku pasrah tuh rumah kerendem air ujan.

Adekku tergopoh-gopoh bantuin aku mengurangi tingginya air yang menggenangi lantai. Akhirnya kita berdua 'nyidukin' (aku nggak tau bahasa indonya nyidukin apaan) air pake gayung. Hhaha Mamah di luar malah ngegosip sama tetannga yang sama-sama kebanjiran juga. Yaelah Mamah anakmu di sini berjuang sampai titik darah penghabisan *Hahah

Adekku yang satu lagi lebih nggak jelas -___________- Taunya dia lagi berdoa sendirian di kamar. HAHAHAHA Emang dasar ini banjir nggak nyampe lutut, tapi pada panik. Oke aku sih nggak panik yah, cuma males aja nggak tau musti gimana ngepelnya ntar -_______-. Pertama kali seumur hidup aku jadi korban banjir hahahaha.

Selama sekian menit aku nyidukin air sampe bosen. Adekku malah seneng banyak air di rumah -___- Dan dia berharap hujannya nggak berenti -________-"

Nggak nyampe satu jam, air udah surut, ujan berenti. Dan adekku maki-maki kenapa ujannya berenti jadi dia nggak bisa berenang di dalem rumah -_______________- *ZZZ

***

Selasa, 27 Desember 2011

L.O.V.E


L is for the way you look at me
 O is for the only one I see
V is very, very extraordinary
E is even more than anyone that you can adore

Love is all that I can give to you
Love is more than just a game for two
Two in love can make it
Take my heart and please don't break it
Love was made for me and you...


*L.O.V.E (Nat King Cole)

Selamat Malam Kuningan

Libur tlah tibaaaaaa!

Udah libur dari kapan padahal. Tapi baru sempet pulang ke Kuningan hari Sabtu kemaren. Hehe...
Ketemu orang tua, ketemu adik cowokku yang tiba-tiba sepantaran -________________- *sombongnyaaaahhh T.T Adik cewek ku yang tambah ilang giginya -________________________- wooohh kasian emang. Hhahaha...

Pulang-pulang aku masuk angin. Yaelah nyampe rumah malah sakit. Hahaha... Seneng sih pulang.. tapinya balik lagi ke Bogor sebelum tahun baru. Mau UAS men! UAAAAAAAAAAAASSSSSSSSSSSSSSSSS.. ARRRRGGGGGGHHHHH BANTAAAAAAAAAAAAAAIIIIIII!!!!!!!!!!!

-________-
*Oke selamat malam Kuningan, semoga tidak tertular kegilaan saya :o

Selasa, 20 Desember 2011

Adakah?

-->
Aku tumbuh dengan banyak kejutan
Kecil dan sendirian
Dia juga terluka dan sendirian
Tapi dia cantik dan ringkih
Terlalu sempurna untuk disembunyikan hujan
Disembunyikan gerimis

Aku berjalan di sepanjang Dramaga yang sunyi
Menimang hujan di pelupuk mataku
Tak ada alasan untuk menyembunyikan keterkejutan
Saat dia juga berjalan sepanjang trotoar basah
Aku menggigit bibir
Dia berdiri, menemukan manik mataku
Satu detik, dua detik, aku dilanda kepecundangan
Dia cantik, ringkih, dan sendirian

Tidak ada kabut, tidak ada lalu lalang, tidak ada keramaian
Cuma hujan saja, dan sepasang matanya yang bulat

Akh, adakah hujan samarkan wajahku?



***2011

Minggu, 18 Desember 2011

Sadness

Apa yang dibutuhkan saat ini? Kepedulian? Kepekaan? Sulit rasanya, teramat sulit. Sesuatu yang indah diungsikan hujan terasa semakin dingin. Menyentuh jemari lalu hilang. Poof!

Apa yang dibutuhkan saat ini? Santun? Kata-kata yang manis? Lalu gerimis memecahnya menjadi seribu kepalsuan? Haha! Aku telah berubah menjadi majenun kembali.


Apa yang salah dari setiap langkah yang kupijak? Hey! Pelangi tak lagi memantul di sudut matamu...

***

Kamis, 15 Desember 2011

Para Pencari Wifi

Hahahaha!!!! Sumpek banget hari ini, akhirnya nyasar-nyasar sampe MIPA (berasa bukan anak Mipa -,-) berburu Wifi, abisnya di Fapet bikin puasa batal saking keselnya (padahal lagi gak puasa -__________-). tadinya mau ngumpulin formulir BEM doang terus pulang eh eh eh pengennya ketemu tapi gak dibales gitu smsnya jadi terlunta-lunta -,-

Laptop mati, akhirnya muter muter nyari colokan. Niatnya mau minta slide Kimia Organik eh eh taunya wifinya kenceng banget jadi blogging deh zzzz... Keren gila wifi-an di tengah-tengah kebon jamu daaaan nyamuknya segede nyamuk -,- TIDAAAAAAAAAAAAAAAAAAAKKKK!!!! Nyamuknya segede VAMPIR!

Sama temen wifian yang laptopnya sama-sama lowbat dan akhirnya berbagi charger-an padahal laptopnya beda merk... -_____________-

Coba wifi-nya Fapet kenceng ya, nggak cuma kebuka Login IPB terus koneksi keputus gitu aja. Padahal mau konek aja nunggunya sampe ditinggal solat dulu, ditinggal makan dulu haha. Sakit hati kan jadinya hahaha

Well, sambil nunggu ujan reda kita perang sama nyamuk!! :p

Minggu, 11 Desember 2011

Our Words :)

-->
"biar kutulis lagi
ada ragu tuk menyapa
biarlah kusapa saja dinginnya malam
semilir anginnya berbisik lirih...
jangan ganggu penghuni surga 

kini malah resah balik bertanya..
tak ada yang bisa kukatakan,
tak ada kata tuk menjawab
dan
tak mungkin untuk kutanya ulang

haruskan kutulis di langit biru...
atau kusebar lewat butiran hujan...
tidak,,,,,,,,
karena semua itu sudah kubisikan
kesemua bilik hati
kau rasa?"

*DedeYuldus2010

"Tak ada ragu, kukumpulkan semua kasih yang terbilang
tak ada resah, kuturut semua cinta yang terbisikan
lalu kusampaikan kembali padamu, Ayah.
Kau rasa?"

*Meditria2011


 The greatest gift I ever had
Came from God;
I call him Dad!
    -- Anonymous

I love you

I just wanna say:


***

Selasa, 06 Desember 2011

Di Komplek Taman

Di komplek taman , kau duduk sendiri di papan ayunan , menimang-nimang hujan di pelupuk matamu . ada getir yang mengalir di tiap titik-titiknya . kau merekatkan pakaian musim dingin yang kau kenakan . kau penuhi saku bajumu dengan jemari tangan yang kian beku . hujan tak pernah mau berhenti menjejali setiap pori-pori tubuhmu dengan kesedihan . jemu . membeku . setiap desir angin adalah tragedi masa lalu . tragedi mimpi yang kuyu , atau sebatang kayu bersimbah darah , atau cinta yang tanggal satu demi satu dari tangkainya . kau berteriak dan hujan meredamnya . getir . desir . kau beranjak , berjalan menuju pengap hujan di kejauhan , got-got telah tenggelam oleh sulur-sulur kebisuan . tak seorang pun ada di situ , pada saat itu . dan bunga-bunga liar luruh pada puncak batuan . kau terus berjalan melewati onggokan puing-puing berbau busuk . dulu , puing-puing itu menyemai indahnya pendar cahaya .

aha ! sepatumu menginjak kubangan , di mana sebuah kerinduan terpantul di sana . menyayat paru-parumu yang rapuh .

rindu , rindu , rindu .

dalam kerinduan kau terus menyusuri jalanan lengang . kau lihat pancuran , kau lihat burung gereja , kau lihat pohon cemara , kau lihat lantai-lantai pualam . semuanya terbuat dari abu dan debu . kau lihat bangku taman : jangan duduk di sana . ada sisa-sisa keputusasaan di masa lalu .

hujan memukul-mukul tubuhmu . sesaat kau tahan rasa sakit yang terlalu , kau terjatuh dekat lampu taman yang redup . hingga dedaun gugur penuhi atas jasadmu ...

akh , rindu .. rindu .. rindu ..

Hujan

Ada noktah noktah kecil pagi ini: di bawah jendelamu yang berembun. Dan kau belum juga datang dari mimpi yang beku, dalam bangsal pikiranmu yang berdebu. Sekian hujan kau tuang dalam buku saku merah marun:



"Hujan selalu mengetuk mimpiku saat pagi, menyampaikan sekian perasaan lewat bias pelangi, atau mengutuk malamku dalam kesendirian dan kerinduan akan mimpi yang belum juga mencair".

Begitu berbeda setiap kalinya, kau akan sangat merindukan baris-baris kemarau saat hujan mulai menghempas tubuhmu pada titik nadir atau jauh lebih dalam lagi. Namun hujan kerap kali memapahmu pada mimpi-mimpi indah tentang pelangi: saat para ulat menggerogotinya, dan warna warna itu terpeta pada sayap kupu-kupu pagi.

"Aku suka pelangi".

Saat terpantul pada kubangan sehabis hujan, dan bergoyang waktu kau sentuh dengan jemari: riak airnya pecah pada tepian: bening. Matamu menyipit, hujan memaksamu untuk terjaga dari mimpi yang masih beku, tak ada pelangi yang bercerita di depan jendelamu, bahkan menggantung di atas atapmu.

Pagi yang penat, saat kerinduan terpantul di kaca jendela, atau pinggirannya yang sehitam eboni. Mimpimu belum juga mencair, dan kabut mulai mencari pojok pohonan untuk menanggalkan dinginnya embun.

Kau genggam buku sakumu:

"Aku tahu, suatu saat mimpiku akan mencair. Agar aku bisa berlayar di atasnya, dan kemudian perahunya akan sampai padamu, membawa kerinduan yang amat terlalu..."

***


Ayo, Ketawa!

Lagi buka yahoo. ada artikel ini:

Tak Selamanya Tertawa menyehatkan, bagi Penderita Chiari Bisa Sebabkan Kematian


REPUBLIKA.CO.ID, SOUTHAMPTON - Carolyn Gibbons (23 tahun) menderita sakit yang cukup langka. Sejak bulan Maret lahun lalu, ia mengalami malformasi otak. Guru muda ini mengalami gangguan neurologis. Dokter memperingatkan ia bisa mati jika tertawa terlalu keras. Tertawa dengan keras bisa mendorong otaknya keluar dari tengkorak.

Ia divonis mengalami kondisi yang disebut Chiari malformasi, yang berarti bagian bawah otaknya terlalu besar. Hal ini dapat memblokir aliran cairan ke kepalanya melalui kanal tulang belakang. Gerakan tubuh yang menghentak seperti tertawa dapat meningkatkan resiko kematian mendadak.

Carolyn awalnya berpikir kondisi yang dialaminya tak terlalu berbahaya. "Saya pikir obat bisa mengendalikan sakit saya. Tapi gejala yang semakin buruk membuat saya sadar ternyata otak saya lebih besar dari tengkorak," ujar dia.

Ia tak bisa berlaku seperti orang normal. Tiap gerakan mencolok yang ia lakukan dapat menyebabkan rasa sakit yang mengerikan dan dapat menyebabkan otak terdorong keluar dari tengkorak, dan  herniate masuk ke dalam tulang belakang.
I
a baru menyadari kondisi yang dialaminya saat ia pingsan dari sekolah, akhir Maret lalu. Ia mengalami sakit kepala yang luar biasa. Setelah diperiksa melalui scan otak, barulah ia tahu ada bagian tertentu dari otaknya yang memiliki ukuran tidak wajar. Untuk mengontrol rasa sakit, ia harus meminum 50 pil sehari.

Pekerjaannya sebagai guru terpaksa harus ia tinggalkan agar kondisinya tidak memburuk. Carolyn akhirnya menjalani operasi pada 29 Juli. Ahli bedah 'membuang' sedikit bagian dari tulang belakang dan tengkorak seluas 2,5 cm persegi untuk membuat ruang lebih untuk ukuran otaknya.

Akibat operasi itu, ia kini mengalami alergi medis terhadap bagian yang digunakan untuk menutup lubang di tengkoraknya. Dia sekarang menderita insomnia ekstrim. Ia bisa tidak tidur selama 60 jam. Sebuah kantung cairan juga masih tersisa di tulang punggungnya. Ia memerlukan operasi lain untuk mengeringkan cairan tersebut agar hidup normal. "Saya hanya berharap ada operasi lain sehingga saya bisa tertawa tanpa ada resiko kematian," ujar dia. Yang dialami oleh Carolyn adalah kasus langka. Terjadi dengan perbandingan satu dari 1.000 orang.

***

Ya ampun serem ya? o.O

Tuhkan orang mah mau ketawa juga sakit kesiksa gimana gimana kasian woohh.. Eh banyak orang yang susah banget ketawa ya minimal senyum lah (_ _") apa hubungannya :p


Yaa intinya sih ayo ketawa sebelum ketawa itu menyusahkan hahaha :O

 AYO KETAWA!