Profil

Minggu, 16 Juni 2013

Syaoran



Hei, Syaoran! Berapa banyak rinduku yang terbilang untukmu? Tidak, tidak ada batasnya :)



*Gambarnya dari sini :)

Selamat Hari Ayah :)

Lelaki itu, sekarang, berdiri lebih tegak dari biasanya. Ia menahan segalanya sampai waktu menggeliat mematahkan setiap kesabaran yang berakar pada nadi-nadinya. Mereka, nadi-nadi itu, masih berdenyut mempertahankan cinta mengalir ke seluruh siklus hidupnya, ke semua hal tentang dirinya. Untuk kemudian ia bisikkan pada bilik-bilik yang lain. Pada nafas yang lain.


Meditria, 2013. Selamat hari Ayah :)

Perempuan

Terlihat seperti, perempuan itu menemukan kenyataan bahwa dirinya, diam-diam, menemukan kembali sebuah alasan untuk jatuh. Jatuh, tanpa mendapatkan cinta. Merasa terasing oleh atmosfer di sekitarnya. Perempuan itu sendiri, mengupas ingatan dan meracuninya dengan kenyataan.


Tangisnya pecah.


Meditria, 2013. Ibu?

Kamis, 13 Juni 2013

Musim

Sekian musim yang aku saksikan dalam setiap jemarimu yang kerap gemetar. Jemari yang menyentuhkan hangatnya pada pundakku yang berguncang pelan. Sekian musim yang turun di lembah terdalam, tempat pecundang mematahkan ranting-ranting yang tersambung pada hati dan air mata. Dan daunan gugur, dan sekuat tenaga hatiku mencegah setiap air mata luruh dari perkara yang tak terhindari.

Kepada cinta, aku sebutkan setiap lara yang mengganggu pikirku. Kepada cinta aku keluhkan setiap nafas yang merebut nafasku. Dan musim mulai memudarkan warnamu. Satu ranting yang patah akan menggugurkan ribuan daun.

Ketika cinta terasa bukan milikku, terasa samar hendak pergi. Saat itulah musim membanjiri lekuk wajahmu, menenggelamkan setiap keindahan yang terpeta. Dan aku merasa sesak, bahkan tak sanggup untuk mengeja setiap namamu. Akar-akar waktu mencari batasnya pada ruang-ruang dalam hatiku.

Aku belajar untuk tidak menangis, sebenarnya. Tapi kepadamu kuperlihatkan setiap perih, kepadamu kuperlihatkan setiap pedih. Kepadamu, kepada cinta, kukatakan sekian perasaan saat ranting menggugurkan daunan. Kemudian sungai di antara jemarimu akan membawaku pada sebuah kenyataan bahwa musim belum benar berakhir.

Musim mendingin. Aku hanya ingin setiap matamu mempercayai cahaya yang aku buat untuk mengusir cemas dari masing-masing ketakutan kita. Kamu tak banyak bicara. Aku meraih segala yang dapat kugenggam dan kutanamkan dalam lubang hati. Supaya tumbuh dalam musim yang bermekaran.

Kamu yang selalu ada bersamaku, dengan setiap jemari yang gemetar manahan sesak nafasku. Bertahanlah bersama musim yang menghangat di tanganmu.

Dan jangan pergi.


Meditria, 2013.

Selasa, 11 Juni 2013

Angin

Tentang kubikel-kubikel yang sebelumnya terlupa di mana. Kamu hembuskan angin yang samar menyentuh permukaan telinga, bergemerisik menembus lubang-lubang dalam. Tempat ingatan pernah tersita dalam panjang perjalanan. Kubikel itu masih ada dalam saluran-saluran pernafasan yang kini mengantarkan angin menuju muaranya. Kamu hembuskan lagi dan aku tertawa.

Kemudian pada dasarnya segala sesuatu akan membentuk suatu hubungan yang menggelikan. Aku cuma bisa terus tertawa supaya udara tidak berubah menjadi dingin. Supaya angin yang kamu hembuskan tidak membeku tanpa pernah menyentuh lorong-lorong panjang.

Kamu bercerita tentang nafas-nafas lain yang dihembuskan alam. Alam yang pernah diam di lubang-lubang atau malam-malam yang ranggas. Alam yang menghembuskan bau manis kapas atau padang embun. Bau udara yang tak pernah merasa asing tersisih oleh waktu. Sebab kenangan akan menyelamatkan setiap kata yang hilang dari ingatan. Bau-bau hujan dalam masa-masa sebelum kubikel-kubikel itu terlupa dimana. Bau ranting-ranting yang menggersang dalam cuaca. Bau musim saat ingatan adalah kenyataan.

Dan setelahnya aku saksikan angin terus bekerja mengantarkan setiap pelepah ingatan yang mulai meleleh melewati bibirmu. Nafas yang lain, aroma lain yang menusuk hidungku tanpa memberi tahu bahwa ia sengaja datang dari masa lalu. Masa lalumu.

Aku hanya akan tertawa supaya angin tidak berubah menjadi dingin.


Meditria, 2013.

Jumat, 07 Juni 2013

Pertemuan

Pernahkah bertemu orang seperti ini: orang yang membuatmu berpikir mengapa aku bisa bertemu dengan orang yang seperti ini?

Bagaimana jika bertemu dengan orang yang tidak sama dengan ini. Bagaimana keadaan hidup dan hari-hari jika semuanya tidaklah sama seperti ini. Bagaimana hati dan pikiran dapat saling menjaga jika bukan begini. Bagaimana aku harus mengatakannya bahwa syukurku penuh atas pertemuan ini. Atas anugerah ini :)


Meditria, 2013. Ia yang dicintai dengan sengaja, yang dicintai tanpa pamrih.

Minggu, 02 Juni 2013

Lelaki Itu

Lelaki itu, tidak ingin sesiapa pun mengetahui apa yang dirasakannya. Ia sendiri, terperangkap udara dingin. Tidak, ia tidak akan menghilang.

Ia memikul separuh perjalanannya dalam baju dinas yang dicucinya sekali seminggu. Ia tidak akan ingat kapan membelinya, seperti kapan terakhir kali ia benar-benar tertawa untuk cintanya. Meski, menertawakan cinta lebih terasa aneh daripada menangisinya. Tapi, ia tidak ingin menangis. Ia tidak pernah berbicara lebih dari dua kalimat. Kemudian menjadi sangat pendiam dan enggan untuk sekedar menyapa cintanya. Ia merasa hambar, hidupnya bergantung pada apa yang ia yakini masih ada sampai esok hari. Ia lelah dengan apa yang dirasakannya, tanpa pernah diberi tahu kapan harus berhenti. Kapan ia bisa benar-benar berhenti.

Tapi, ia tidak ingin menangis.


Meditria, 2013. Dan?

Perempuan Itu

Perempuan  itu, punya lebih dari sekian perasaan yang bercampur. Malam ini sempurna, sangat tepat untuk menguraikannya satu per satu.

Ia rindu. Membicarakannya hanya membuat semua itu menggantung di udara, terperangkap udara dingin dan hilang. Ia rindu sebagaimana ia kehilangan dirinya sendiri. Kehilangan pikirannya. Kehilangan sesuatu yang tidak dipahaminya. Ia putus asa. Kemudian menyembunyikan tangisnya dalam kalimat-kalimat roman yang ia tulis sendiri. Yang setelahnya ia baca berkali-kali dengan tangan yang gemetar. Ia berusaha mencari sisa mimpi di kamar tidurnya, tapi hanya ada setengah lilin yang ujungnya meleleh, kesepian. Ia sendiri. Tanpa pernah tahu kapan ia akan benar-benar berhenti untuk menangisi lelaki yang dicintainya, sepanjang perjalanan menganiaya malam-malamnya. Ia sendiri, mengubur setiap kekesalan dengan kekesalan yang lain. Membunuh penyesalan yang melahirkan penyesalan lain.

Ia sendiri, dan cintanya menggantung di udara, terperangkap udara dingin... Lalu?


Meditria, 2013. Lalu?