Profil

Rabu, 05 Oktober 2011

Taman Kita


Ada sebuah tempat yang tersentuh gerimis di taman. Bukan papan ayunan atau bangku omong kosong. Ada sebuah tempat di rimbun daunan. Di sana ada pelangi, burung gereja, kisah-kisah senja, pucuk mawar beserta durinya, kayu bersimbah kesah, dua gelas kaca, rinai sore yang bersih, kain tudung, sulur mimpi buruk dan busuk, air mata, pendar cahaya, dan pekik bintang-bintang. Hujan menjejalkan semuanya ke tempat itu.

Taman kita semakin luas, sayang. Aku akan lebih sering singgah ke sana.

"Aku mau tumbuh di sini. Bersama bau mapel"

Satu lampu taman mengerjap jenaka. Remang dan berdebu. Hujan belum singgah sejak kemarin. Katak bersembunyi di balik pelimbahan. Udaranya mewangi. Sendu. Sayu.

"Cintaku tumbuh di sini. Bersama musim, bersama peluh yang beguguran"

Sebuah tempat yang aku duduk di sana. Menghadap paving blok dari daun-daun mapel. Cepat kemari, sayang. Kuhidangkan pelangi dalam gelas-gelas kaca.

Malam ini, tak ada kabut yang turun di pucuk-pucuk mapel yang hangat. Tak ada etalase kaca atau kaleng-kaleng mentega.

"Bintang-bintang akan lihat kita tumbuh di tempat yang penuh anak-anak cahaya."

Ada sebuah tempat di balik jemari sungai yang rindu membias di tiap sudutnya...



Bogor, 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar