Profil

Sabtu, 01 Oktober 2011

Ajarkan aku tentang hidup yang tak pernah terasa redup

Bulan Oktober lagi :)

Tapi masih banyak yang belum berubah dari diriku. Aku masih menjadi seorang majenun yang tak keruan. Hahha... Semester 3 penuh cobaan. Aku masih harus memikirkan satu masalah disaat masalah lain juga berjejalan dalam diriku. Hingga semua berantakan dan aku mengutuk semua yang terjadi dalam hidup: "Tak ada gunanya lagi".

Menjadi seorang depresi, kawan. Biar kuceritakan bagaimana rasanya. Belum genap 18 tahun, aku harus menanggung masalah yang saking tak karuannya, aku sampai tak bisa mendeskripsikan lagi apa masalahnya. Lucu memang, tapi miris juga *senyum*.

Aku memang seorang majenun. Dan aku tak tahu lagi bagaimana caranya keluar dari apa pun itu yang mengekangku perlahan. Sudah kuanggap sebagai suatu kebiasaan. Sesuatu yang wajar saja, hingga ia berlalu sendiri.

Tapi bagaimana jika datang lagi? Seperti kemarin? Dan aku sendirian? Dan? Lalu?

Ahaha... Aku tahu aku baru saja melakukan suatu kebodohan seorang remaja *masih remaja kan haha*. Remaja Frustasi. Tak ada yang namanya indah, pelangi, bahagia, atau apa pun itu ah Bulsh*t! Omong kosong semuanya omong kosong. OMONG KOSONG.

Dari pasrah jadi gila *aneh emang*. Tapi ya begitulah, semua terjadi begitu saja tanpa bisa kutawar. Semua datang tanpa bisa pulih kembali seperti semula. Dimana-mana sepi. Dimana-mana bisu. Sunyi menyayi meninggi.

Kalau bisa mungkin aku mau teriak di tengah-tengah jalan raya *nggak juga sih*. Menceburkan diri ke danau LSI *nggak jelas*. Atau apa pun lah yang bisa bikin aku lupa dengan semua masalahku.

Ikut organisasi dan kepanitiaan. Aha! Itu dia mungkin yang kuperlukan. Dan walhasil aku tiap hari rapat-rapat kesana kemari. Lumayan, aku sibuk, masalah juga terlupakan sementara. Tapi kalau sudah sampai tempatku, sendirian lagi, teringat lagi, semua itu datang lagi bahkan lebih menghunjam dada. Dada sebelah kiri. Hey! Pelangi itu makin pudar saja warnanya!

Aku masih seorang majenun. Remaja frustasi yang cuma bisa lari-lari di tengah hujan sambil nangis terus diliatin orang-orang *sinetron*. Tapi memang begitulah. Haha aku memang pernah melakukan itu. Konyol lucu menyedihkan memalukan memilukan dalam satu waktu. Artis sinetron juga kalah sama aku. *Bangga yang nggak perlu*

Tapi memang menjadi seorang majenun itu tidak akan searah dengan orang waras. Aku mengeluh pada siapa pun semuanya sama hasilnya. SABAR DAN IKHLAS. Kau tahu kalau dari dulu aku bisa melakukannya mungkin saat ini aku tak akan punya masalah. Benar kan? Aku perlu banyak dukungan untuk sabar dan ikhlas. Aku perlu banyak pondasi kuat. Aku cuma seorang majenun hey ingat!

Memang sabar itu efeknya luar biasa. Apalagi kalau dibarengi dengan ikhlas. Tapi yang mau gitu tu susah banget. Dan cling! Aku harus bayak inget sama yang di atas. Sang Pencipta.

Astagfirullah... Seorang majenun, seorang depresi, seorang frustasi, apa pun itu aku tak mau lagi. Aku sayang hidupku. Kau tahu, nanti juga bakal ada pelangi kan ya? Dari sudut mana pun pasti akan indah. "Semua Akan Indah Pada Waktunya".

Mungkin aku masih harus berkawan banyak-banyak supaya lebih banyak lagi yang bisa mengerti :)
Dan aku bukan seorang majenun lagi.

Yah, semoga! :)

2 komentar: