Cinta tidak pernah salah. Penulis novel atau penyair manapun akan
setuju dengan itu, bahwa cinta selalu benar. Cinta dapat menggabungkan dua
sifat yang berbeda untuk menjadi campuran yang homogen, menjadikan dua hal yang
berlainan untuk membentuk kombinasi yang luar biasa. Seperti menaburkan bubuk
kacang pada eskrim coklat, atau menggabungkan warna hitam pekat dengan merah
muda yang lembut.
Bagiku, kita adalah kombinasi paling unik yang pernah ada. Seperti
penggabungan antara samudera yang teduh dengan teluk yang ramai. Yah, semacam
sanguinis-melankolis. Aku bersyukur untuk itu, bukankah perbedaan adalah hal
yang paling indah dari cinta?
“Cinta seperti apa yang kau harapkan? Rama dan Sinta? Lupakan!” Aku
teringat perkataan temanku. Ia benar, aku bukanlah Rama. Aku Rahwana. Aku yang
merampas Sinta dari tercintanya, aku adalah seorang pencuri. “Selamanya Sinta
tidak akan bersama Rahwana, kawan.”
Aku benar-benar terjebak dalam rasa yang membuatku nyaris meledak. Aku
mencintaimu, cinta tidak pernah salah, kan? Namun, mengapa segalanya membuatku
seakan-akan menjadi seseorang yang paling kejam? Bukankah Rahwana dan Sinta
bisa menjadi kombinasi yang luar biasa?
“Dia bersama orang lain. Lupakan saja.” Lalu aku harus bagaimana?
Merindukanmu dalam diam? Kemudian mengirim perahu-perahu dari samuderaku untuk
menuju teluk, untuk singgah membawa perasaan rindu yang tak tersampaikan ini?
Aku nyaris meledak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar