Profil

Jumat, 23 September 2011

Mari Kita Membias, Sayang

Aku begitu menyukai puisi ini. Ada nyawa di dalamnya. Ada makna yang ranum. Ada kita sayang, sepertinya :)

"Sebuah Tanya"

"akhirnya semua akan tiba
pada suatu hari yang biasa
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
apakah kau masih berbicara selembut dahulu?
memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
sambil membenarkan letak leher kemejaku"

(kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah mendala wangi
kau dan aku tegak berdiri, melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian anginj yang menjadi dingin)

"apakah kau masih membelaiku semesra dahulu?
ketika kudekap kau, dekaplah lebih mesra, lebih dekat"

(lampu-lampu berkelipan di jakarta yang sepi, kota kita berdua
yang tua dan terlena dalam mimpinya
kau dan aku berbicara, tanpa kata
tanpa suara ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita)

"apakah kau masih akan berkata, kudengar derap jantungmu
kita begitu berbeda dalam semua, kecuali dalam cinta?"

(hari pun menjadi malam, kulihat semuanya menjadi muram
wajah-wajah yang tidak kita kenal berbicara dalam bahasa yang tidak kita mengerti
seperti kabut pagi itu)

"manisku, aku akan jalan terus
membawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan
bersama hidup yang begitu biru"


Soe Hok Gie



Semoga kita akan selalu membias, di pucuk angkasa :)

Meditria 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar