Hujan lagi hari ini , bukan gerimis tapi hujan ,
tinggal beberapa lembar lagi buku sakumu habis dimakan tinta yang beku , yang abu abu .
"aku belajar untuk tidak menangis , sayang"
senyummu mengembang hambar
"aku tak ingin menyiakan dua lembar ini dengan elegi manusiawi"
hujan kali ini memang kelabu . paras matahari menggantung dingin di pojokan awan , di langit yang lain .
"tapi aku tak akan menangis , untukmu .
aku masih menunggu sisa pelangi datang menyentuh pandanganku"
membiaslah ..
membiaslah ..
Sebab di sana ada bahagia yang pernah ditorehkan bersama , bukan hanya tujuh , tapi berkali lipatnya .
"aku suka yang kuning , kau boleh ambil yang hijau"
dan yang lainnya adalah cita cinta kebahagiaan beserta semua embel-embelnya .
"kita membaur , sayang : membias"
hujan belum berhenti , namun kini disambut gerimis .
Akh , pelangi belum muncul juga . Kau usap kaca jendela yang berembun : mana ? Di mana ?
"belumkah kau torehkan pelangi itu ?
Mana merahnya ? Kuningnya ? Dan yang lainnya ?"
belum juga , jangan menangis . Bukumu tinggal sepenggal hari .
"besok . Besok pasti ada . Pelangi itu akan muncul .
Berjanjilah , warna kuning dan hijaunya akan menjadi yang paling terang..."
2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar