Barangkali hujan tidak pernah benar-benar tau
Ada dari kita yang terpagut habis sedikit demi sedikit
Tanpa tersentuh, kita tidak punya belas kasihan
Dalam berlama-lama waktu kita menanamkan apa yang kita bisa
Juga berapa yang kita bakar sendiri, kemudian memagut
sisanya
Peluh, kesah, dan segala yang tertangkap wajah
Kita perlu mereka-reka, barangkali senja juga tidak pernah
tau
Waktu sore menangkap bias kecemasan, diantara kita
Berpendar kemudian, kita mengulur waktu yang sebentar lagi berlalu
Sama-sama menghitung tingginya langit
Kita bahkan terlupa tentang hujan yang singgah di kota
terang
Waktu malam juga terlupa, kita hanya diam dalam kurungan
Terlalu banyak masa yang hilang, kita tak hendak berbuat
apa-apa
Kita meranggas bersama kemarau, lalu meluruh bersama gerimis
Kita cuma diam dalam kurungan yang kita buat sendiri
Mimpi masih jauh
Masing-masing dari kita berhenti bahkan belum benar-benar
bergerak
Kita semakin jauh, tanpa menanamkan kembali apa yang kita
sebut kebahagiaan
Dan berapa yang akan kita bakar sendiri kemudian
Mei, 2012
Tanpa muara, tanpa batas. Kusulam rindu pada alpa yang tertanam waktu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar