Terlalu banyak kesedihan yang tak bisa terucapkan. "Aku telah mencemari udara dengan kepedihan-kepedihanku hingga segalanya menjadi terlalu sesak untuk kuhirup kembali." Yang hanya bisa dilakukan adalah menunggu. Begitukah? Sesuatu yang hilang itu seperti makin menguap saja ke udara. Diungsikan hujan dan gerimis tipis. Saat dimana aku selalu menemukan dunia yang lain, dalam lipatan kepalaku.

Tak ada yang tahu bagaimana aku tumbuh, bagaimana aku ingin dihargai. Tak ada yang pernah benar-benar tahu, segala hanya omong kosong. Dan sesuatu yang hilang itu makin pudar saja rasanya...
:: adakah hujan samarkan wajahku?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar